SELAMAT DATANG

Membaca Adalah Jendela Dunia

Selasa, 06 Agustus 2013

Urgensi Kejujuran; Menyambut Bulan Suci Ramadhan

  Rotasi hari dan waktu terus-menerus tanpa henti, hinga tidak terasa beberapa hari lagi tamu agung akan mendatangi kita. Bulan yang penuh kemulian, berkah, dan ampunan. Di bulan ini, Allah SWT menurunkan Al-quran bagi umat manusia untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil ( lihat; QS.Al-Baqarah 2: 185). Puasa sebagai ibadah yang di syariatkan Allah SWT dengan kaifiyah tertentu. Puasa merupakan sarana mengontrol diri dan mencegah dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Seperti makan, minum. Selain itu, menjauhkan dan mengekang dri dari segala sesuatu yang diikuti hawa nafsu.Kehadiran bulan suci ramadhan nanti akan di sambut dengan gembira dan rasa syukur oleh kaum muslimin. Hal itu, sudah menjadi sepatutnya mempersiapkan diri meyambut bulan ramadhan, agar di bulan ramadhan kali ini benar-benar menjadi proses pembersihan batin supaya memiliki nilai yang tinggi dan dapat mengantarkan kita kepada orientasi ibadah puasa, yakni terwujudnya insan yang bertakwa. Sebagaimana Allah SWT berifirman ; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa “ ( Qs.al-baqarah :183 )            Tentu banyak sekali persiapan yang akan kita lakukan untuk menyambut datangnya bulan ramadhan. Namun persiapan yang dimaksud disni bukanlah ajang untuk memborong berbagai makanan serta minuman mewah untuk sekedar persiapan makan sahur dan balas dendam ketika berbuka puasa. Ada hal penting yang harus kita renungi bersama untuk menyambut bulan suci ramadhan. Yakni, kejujuran diri.            Kita harus berani jujur pada diri sendiri. Karena, kehadiran bulan suci ramadhan kali ini penting sebagai ajang muhasabah diri. Kita perlu mengingat-ingat kesalahan-kesalahan di masa sekarang dan masa lalu serta merekam pelajaran-pelajaran apa saja yang dapat dirasakan dan diterima selama menapaki hidup ini.            Dalam praktek ibadah puasa, hal urgen yang harus kita perhatikan adalah intropeksi dan muhasabah diri. Bukan sekedar berkhayal serta merenungkan apa yang telah dilakukan di pertengahan tahun ini. Hal penting untuk kita renungkan bersama dalam menyambut bulan suci ramadhan.            Pertama, sifat jujur, Hal ini merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia ini tidak akan pernah bisa baik, degradasi moral akan terus-menerus ada, dan korupsi akan terus-menerus terpelihari. Jika, kejujuran masih tergadaikan dengan kebohongan, khianat, serta perbuatan curang. Jujur dan mempercai kejujuran, merupakan ikatan yang kuat antara para rasul dan orang-orang yang beriman.Allah berfirman. “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik”(Az zumar:33-34). Kedua, Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Amanah ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanat sangat tergantung pada kejujuran orang yang memegang amanat tersebut. Kejujuran sebagai perhiasan orang berbudi mulia dan orang yang berilmu. Oleh sebab itu, sifat jujur sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap umat Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah :“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.” (Q.S. an-Nisa: 58).“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Q.S. al-Anfal: 27).            Ketiga, kejujuran yang akan kita praktekkan dalam menjalankan puasa merupakan kejujuran yang agung dan hakiki. Bagaimana tidak, terkadang kita dengan mudahnya berbohong pada diri kita sendiri, kepada orang lain, keluarga, negaran, siapa saja. Namun, tidak mungkin bisa berbohong kepada sang pencita semesta alam ini. Puasa sangat erat kaitannya dengan sifat kejujuran, karena esensi ibadah puasa bukan perkara fisik saja. Tetapi, perkara batin. Siapa yang akan tau ketika kita secara lisan berkata puasa. Pada kenyataanya di dalam kamar makan dan minum. Disinilah, puasa memerlukan kejujuran hakiki.Keempat, Dalam dunia kenyataan, kejujuran adalah modal untuk bisa dipercaya oleh orang lain. Kejujuran merupakan modal yang sangat berharga bagi profesional dalam menjalankan tugas profesionalismenya. Kejujuran juga amat penting posisinya dalam kehidupan bernegara. Sebab, salah satu penyebab terpuruknya bangsa ini. Karena, minimnya kejujuran para elite politik. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi para pejabat negara seluruh elemen bangsa untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik ke depan. Dari kotor dan tidak jujur, menjadi bersih dan jujur. Dulunya pemalas, menjadi rajin dan penuh prestasi untuk membangun perdaban bangsa ini. Semoga sifat kejujuran mengihiasi persiapan kita menyambut datangnya tamu agung bulan suci ramadhan untuk mengukir kembali sejarah baru yang lebih baik dari bulan yang telah lalu dengan terus berusaha beribadah secara optimal. Serta, memohon doa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan, keistiqomahan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya  
By : el-faqir moh hendriSby, sabtu, 06-07-2013 ( 3:26 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar