Tamu
agung nan penuh berkah akan meninggalkan kita. Tidak terasa jutaan umat
islam menanti kehadiran ramadhan yang terhitung jarang, hanya sekali
dalam setahun pasti akan mengalami kerinduan mendalam di hati kaum
muslimin.. Kini kita telah tiba di penghujung akhir bulan
ramadhan, menuju kepada ujung kemenangan. Terasa sudah selama satu bulan
penuh kita mengalami proses latihan untuk mencapai esensi puasa dengan
tujuan yakni agar menjadi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada
sang pencipta.Momentum Raya Idul fitri bukan hanya sekedar ritaul
keagamaan, tetapi lebih dari itu ada makna yang terkandung dan isinya
sangat mendalam dalam kehidupan kita. sungguh menjadi kebahagian
tersendiri bagi setiap kaum muslimin. Satu hari yang penuh banyak makna,
Makna dalam banyak hal: religiositas, ritual, sosial, kultural, dan
bahkan ekonomi.
Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul
Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama
keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan
atau pernikahan, harus berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri,
umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini,
yang paling utama adalah Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah
pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Hari Raya
Idul Fitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang
diperingati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang
mayoritas Muslim Idul fitri menjadi sangat berharga bagi
kaum muslimin sebagai hari penuh makna, sebagai hari pembebasan, hari
dimana kita disucikan kembali dari lautan noda dan dosa yang telah
dilakukan sebelumnya. Berakhirnya Bulan Ramadhan kali ini ibaratnya kita
telah selesai proses latihan selama satu bulan penuh. Persis sseperti
seekor ulat yang bertapa dalam sebuah kepompongnya. Berakhirnya
Ramadhan ibarat selesai bertapa kita telah selesai prosesi latihan
serta akan siap menghadpi tes. Tentu sudah banyak pengalaman serta bekal
yang kita alami.
Ibarat seekor ulat yang bermetamorfosis menjadi
kupu-kupu, begitu juga orang yang telah selesai melaksanakan puasa akan
mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Seekor ulat
sebelum menjadi kupu-kupu nampak menakutkan dan menjijikkan. Jalannya
pelan, bentuknya mengerikan, makanannya dedaunan. Ulat yang menjijikan
itu jika dipegang dapat menimbulkan iritasi atau gatal-gatal. Namun
demikian, setelah selesai bertapa dalam kepompong, ia akan berubah
menjadi kupu-kupu. Ia berubah menjadi seekor binatang yang indah
dipandang, jalannya lebih ringan karena bisa terbang, makannya pun sari
madu yang sangat nikmat dan menyehatkan. Begitulah
ibaratnya, orang-orang yang ikhlas berpuasa karena-Nya. Puasa tersebut
akan menjadi ajang perubahan menjadi manusia yang lebih menarik.
Akhlaknya menjadi baik, tutur kata, dan perbuatannya menjadi indah. Pola
makan dan gaya hidupnya berubah, terkontrol dan teratur. Sehingga kita
semua akan menjadi manusia yang diharapkan oleh Allah, yaitu bertakwa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang menarik dalam segala hal. Segala
kata dan perbuatan jauh dari sifat permusuhan, tetapi mendatangkan
kesejukan, manfaat bagi kehidupan dan kedamaian bagi semua umat manusia
bukan menjadi benalu yang merusak kehidupan. Jika lebaran
kali ini kita masih menjalankan rutinitas yang tidak bermanfaat tentu
kita belum bisa seperti kupu-kupu. Penggemblengan kita gagal karena
tidak mencapai apa yang sesungguhnya diharapkkan. Puasa yang kita
lakukan telah sia-sia karena tidak berpengaruh pada pola pikir dan
tingkah laku kita
.“Selamat Iedul Fitri 1434 H Taqobalallahu minna wa minkum Mohon Maaf Lahir Dan Bathin”By ; elfaqir moh.hendriRabu ( 07-08-13 ; 14:20 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar